Pesanan Menurun, Minat Jadi Pengrajin Sepatu di Ciomas Terkisis

Foto : Radar Bogor

Ciomas, JJBNews.com – Pengrajin sepatu di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor harus bertahan di tengah ketatnya persaingan usaha.

Sempat terkenal sebagai daerah produsen sepatu, kini minat sebagai pengrajin sepatu di Bogor ini semakin terkikis.

Minimnya minat pengrajin sepatu di Bogor itu, terasa oleh salah satu industri rumahan Bellynda, di Desa Pagelaran, Ciomas yang masih beroperasi hingga saat ini.
Dari puluhan pengrajin yang bekerja di tempat tersebut,

“Pesanan terus turun, dulu dalam satu bulan bisa sampai 2 ribu sampai 3 ribu pasang sepatu, sekarang hanya ratusan,” ungkap Away, pemilik usaha sepatu Bellynda, Selasa (11/6).

Menurutnya, penurunan pesanan sepatu terjadi sejak masa pandemi Covid-19.
kini hanya tersisa belasan. Sedangkan masa kejayaan pernah dialami usahanya sekitar rentan tahun 2009 hingga 2017.

Pernah, Away menerima pesanan sepatu Ski yang dikirim ke Jerman dengan keuntungan yang cukup besar.

Belum lagi banjir pesanan dari vendor-vendor seperti Ria Busana, Matahari, Robinson termasuk pesanan sepatu militer dari Timor Leste.

“Produksi itu kita bagi ke tetangga, mereka yang sudah terampil membuat pola jait, melem sama memilah bahan ikut terlibat. Sekarang dari puluhan pengrajin, sisa sebelas pengrajin di sini,” jelasnya.

Kondisi tersebut, lanjut Away, diperparah dengan munculnya toko online.
Berbagai jenis sepatu hingga bahan-bahan pembuatan sepatu dengan mudah ditemukan dengan harga yang di bawah pasaran.

“Memang toko online menghancurkan harga produksi sepatu, termasuk kami di Ciomas,” keluhnya.

Namun Away memastikan sepatu buatannya tidak kalah dari segi kualitas.
Dengan harga di kisaran Rp 150 ribu, dia berani membandingkan kualitas sepatunya dengan sepatu yang dijual di toko online.

“Kami para pengrajin berharap ada keberpihakan pemerintah dalam mendongkrak industri kecil alas kaki, seperti mempromosikan masyarakat untuk belanja alas kali di pengrajin Ciomas,” tukasnya.***